Senin, 04 April 2011

SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA

SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA
PENGARUH HINDU-BUDHA

ASAL USUL BANGSA INDONESIA
  • Kajian Bahasa : H. Kern
  • Persebaran benda-benda masa perunggu : Von Heine Geldern
KEHIDUPAN MASA PRASEJARAH
Berdasarkan kriteria bahan pembuatan alat, maka masa prasejarah diIndonesia dibagi kedalam :

1, Jaman Batu
  • Jaman batu tua(Paleolithicum)
  • Jaman Batu Madya(Mesolithicum)
  • Jaman Batu Besar(Neolithicum)
  • jaman batu besar(megalithikum),
tetapi megalithikum ini bukan merupakan jaman melainkan kebudayaan yang berkembang terutama berkaitan dengan aspekreligi.

2. Jaman Logam
  • jaman Perunggu
  • Jaman Besi 
Selain didasarkan pada kriteria bahan pembuatan alat, pembagian jaman pra sejarah diIndonesia juga dibagi berdasarkan pada cara memenuhi kebutuhan hidup atau berdasarkan system mata pencaharian. Berdasarkan system mata pencaharian maka jaman pra sejarah diIndonesia dibagi kedalam :

  • Jaman berburu dan mengumpulkan makanan
  • Jaman bercocok tanam
  • Jaman perundagian
HIPOTESIS TENTANG PROSES AKULTURASI BUDAYA INDONESIA-INDIA

  1. Teori Kolonisasi
-Hipotesis Ksatria
-Hipotesis Waysa
-Hipotesis Brahmana

     2.  Teori Arus Balik

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupautama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa. Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha. Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kamaatau "nafsurendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruk sicandi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.
Empat lantai dengan dinding berelief diatasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding diatas ballustrade atau selasar. Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, dimana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan didalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.





1 komentar:

  1. terimakasih infonya.., mantabs banget nih.,, jangan lupa mampir kesini juga ya : http://motogp.unsri.ac.id/

    BalasHapus